Mataram, – PT Sumbawa Timur Mining (STM), pemilik Kontrak Karya generasi ke-7 Proyek Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, menggelar kegiatan pembekalan karir dan sosialisas untuk mahasiswa asal Kabupaten Dompu yang sedang menempuh pendidikan di Kota Mataram, Kota Makassar dan Kota Yogyakarta.
Principal Communication PT STM, Cindy Elza menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan memberikan wawasan lebih luas kepada mahasiswa tentang berbagai peluang dan pilihan karir setelah lulus kuliah, sekaligus menyosialisasikan perkembangan eksplorasi Proyek Hu’u.
“Kegiatan ini difasilitasi oleh lembaga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Persolkelly. Para fasilitator membantu mengembangkan softskill mahasiswa sebagai bekal masuk dunia usaha atau dunia kerja,” jelas Cindy Elza, Sabtu (16/9/2023).
Selain memberikan wawasan karir, perusahaan juga menggunakan kesempatan ini untuk melakukan sosialisasi mengenai Proyek Hu’u. Diharapkan para mahasiswa memiliki pemahaman yang tepat tentang berbagai aspek Proyek Hu’u yang saat ini dalam tahap eksplorasi.
Pembekalan dan sosialisasi tersebut mulai diadakan di Kota Mataram pada Sabtu, 16 September 2023. Kegiatan yang sama akan diselenggarakan di Makassar pada 5 Oktober 2023, dan Yogyakarta pada November mendatang.
Di Mataram, pembekalan karir dan sosialisasi bertajuk ‘Yang Muda Siap Kerja’ diadakan di Aston Inn Hotel. Sebanyak 50 mahasiswa asal Dompu ikut dalam kegiatan tersebut.
Cindy menjelaskan bahwa sosialisasi ini merupakan bentuk keterbukaan informasi perusahaan.
“Kami ingin para mahasiswa mendapatkan informasi yang tepat terkait Proyek Hu’u. Informasi yang diberikan meliputi gambaran umum eksplorasi hingga berbagai aspek dan dampaknya di tengah masyarakat, termasuk aspek ketenagakerjaan, pengelolaan lingkungan, kesempatan berusaha, serta pengembangan masyarakat,” ujarnya.
Menuru Cindy, para mahasiswa ini dalam waktu dekat akan memasuki kompetisi pasar tenaga kerja. Ada juga yang ingin kembali ke kampung halaman dan berminat tinggi bergabung dengan STM.
“Namun sebagai kelompok terdidik, mahasiswa perlu memahami rasio antara ketersediaan lapangan kerja dan jumlah pencari kerja yang tidak selalu seimbang sehingga kompetisi pasti terjadi. Kami harap sepulang dari kegiatan ini, wawasan mereka bertambah mengenai berbagai pilihan karir yang dapat dipilih selepas lulus, serta tahu cara untuk meraihnya. Dengan demikian, mereka lebih siap berkompetisi dan mengembangkan kemampuan di manapun industri yang diminati,” katanya.
Sementara itu, narasumber dari Persolkelly, Christina Nangoi menjelaskan, pembekalan dimulai dengan membantu peserta memahami tujuan dan pilihan karir berdasarkan minat dan kemampuan masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan membantu peserta memahami tiga keahlian utama yang perlu dimiliki, yakni dari sisi karakter, fungsional dan teknikal.
“Kami membimbing peserta untuk membuat alat pemasaran diri berupa resume pribadi yang ringkas dan menarik. Selain itu, fasilitator juga berbagi tips dan trik terkait pemanfaatan teknologi digital dalam mengakses berbagai informasi tentang peluang kerja dan melakukan interview,” ujarnya. (hms/fa)